Senin, 01 April 2013

Tulisan 4 Akuntansi Internasional

Potensi Pasar bagi Profesi Akuntan Masih Besar



Jumlah akuntan di Indonesia ternyata tak sebanyak yang dibayangkan. Pemerintah mengklaim kuantitas akuntan di Tanah Air masih lebih sedikit ketimbang negara tetangga, seperti Malaysia. Padahal, jumlah perusahaan baik nasional dan asing di Tanah Air kian menjamur.
“Potensi market di Indonesia bagi profesi akuntansi masih besar,” sebut Agus Suparto, Kepala Bidang Pembinaan Akuntan, Pusat Pembinaan Akuntan Jasa dan Penilai (PPAJP) Kementerian Keuangan, di Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi sekarang ini. Dengan begitu permintaan akan profesi akuntan pun meningkat. Namun, jumlah akuntan belum bisa dikatakan banyak.
Untuk akuntan publik, jumlahnya sekitar 1.000 orang. Masih kalah dari Malaysia yang sudah mencapai 2.500-an orang. Menurut dia, minat masyarakat Indonesia untuk menjadi akuntan publik tidak terlalu besar. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. “Mungkin salah satunya kayak gaji,” lanjut dia.
Lembaga tempat akuntan melakukan pendaftaran profesinya ini pun memiliki data bahwa pertumbuhan akuntan publik hanya 4 persen per tahunnya. Sementara, akuntan yang teregister bertambah sekitar 1.500 setiap tahun. Akuntan teregister adalah, misalnya, sarjana lulusan jurusan akuntansi yang telah mengikuti pendidikan profesi akuntasi. “Ada sekitar 51.800 akuntan teregister,” kata Agus.
Ia menegaskan, jumlah akuntan perlu ditambah. Kualitas juga harus ditingkatkan. Bukan semata karena menyesuaikan diri dengan perekonomian nasional. Tetapi juga melihat keberadaan era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Agus menilai keduanya bisa menjadi tantangan dan peluang. Sebagai peluang karena akuntan Indonesia bisa bekerja di lingkup internasional. Tantangannya yakni akuntan harus menghadapi adanya standar, salah satunya pelaporan keuangan, yang dinamis.
Solusinya, perlu dibangun kerja sama antara pemangku kepentingan terkait, misalnya asosiasi akuntan hingga perguruan tinggi. “Kerja sama harus dibangun dengan menguntungkan semua pihak,” tandasnya. (Ester Meryana)



Opini :
            Lagi-lagi Indonesia kalah bila dibandingkan dengan Malaysia, tapi kali ini Indonesia kalah dengan kuantitas akuntan Tanah Air yang masih sedikit dibandingkan Malaysia. Padahal  pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi, seharusnya dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi mempengaruhi adanya peningkatan permintaan akan profesi akuntansi.
            Potensi pasar bagi profesi akuntansi sangat besar, jadi masih banyak peluang bagi para akuntan-akuntan untuk berkesempatan. Tetapi di era globalisasi ini bukan hanya kuantitas, kualitas juga berpengaruh untuk bersaing dengan negara-negara lain. Mungkin faktor kualitas para akuntan juga berpengaruh terhadap kuantitas akuntan di Indonesia. Semoga masalah tersebut bisa diselesaikan dan Indonesia tidak kalah lagi dengan negara-negara tetangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar