Potensi Pasar bagi Profesi Akuntan Masih Besar
Jumlah akuntan di Indonesia ternyata tak sebanyak yang
dibayangkan. Pemerintah mengklaim kuantitas akuntan di Tanah Air masih lebih
sedikit ketimbang negara tetangga, seperti Malaysia. Padahal, jumlah perusahaan
baik nasional dan asing di Tanah Air kian menjamur.
“Potensi market di Indonesia bagi profesi
akuntansi masih besar,” sebut Agus Suparto, Kepala Bidang Pembinaan Akuntan,
Pusat Pembinaan Akuntan Jasa dan Penilai (PPAJP) Kementerian Keuangan, di
Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Ia menjelaskan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi sekarang ini. Dengan begitu
permintaan akan profesi akuntan pun meningkat. Namun, jumlah akuntan belum bisa
dikatakan banyak.
Untuk akuntan publik,
jumlahnya sekitar 1.000 orang. Masih kalah dari Malaysia yang sudah mencapai
2.500-an orang. Menurut dia, minat masyarakat Indonesia untuk menjadi akuntan
publik tidak terlalu besar. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
“Mungkin salah satunya kayak gaji,” lanjut dia.
Lembaga tempat akuntan
melakukan pendaftaran profesinya ini pun memiliki data bahwa pertumbuhan
akuntan publik hanya 4 persen per tahunnya. Sementara, akuntan yang teregister
bertambah sekitar 1.500 setiap tahun. Akuntan teregister adalah, misalnya,
sarjana lulusan jurusan akuntansi yang telah mengikuti pendidikan profesi
akuntasi. “Ada sekitar 51.800 akuntan teregister,” kata Agus.
Ia menegaskan, jumlah
akuntan perlu ditambah. Kualitas juga harus ditingkatkan. Bukan semata karena
menyesuaikan diri dengan perekonomian nasional. Tetapi juga melihat keberadaan
era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Agus menilai keduanya bisa
menjadi tantangan dan peluang. Sebagai peluang karena akuntan Indonesia bisa
bekerja di lingkup internasional. Tantangannya yakni akuntan harus menghadapi
adanya standar, salah satunya pelaporan keuangan, yang dinamis.
Solusinya, perlu
dibangun kerja sama antara pemangku kepentingan terkait, misalnya asosiasi
akuntan hingga perguruan tinggi. “Kerja sama harus dibangun dengan
menguntungkan semua pihak,” tandasnya. (Ester Meryana)
Opini :
Lagi-lagi
Indonesia kalah bila dibandingkan dengan Malaysia, tapi kali ini Indonesia
kalah dengan kuantitas akuntan Tanah Air yang masih sedikit dibandingkan
Malaysia. Padahal pertumbuhan ekonomi
Indonesia relatif tinggi, seharusnya dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
mempengaruhi adanya peningkatan permintaan akan profesi akuntansi.
Potensi
pasar bagi profesi akuntansi sangat besar, jadi masih banyak peluang bagi para
akuntan-akuntan untuk berkesempatan. Tetapi di era globalisasi ini bukan hanya
kuantitas, kualitas juga berpengaruh untuk bersaing dengan negara-negara lain.
Mungkin faktor kualitas para akuntan juga berpengaruh terhadap kuantitas
akuntan di Indonesia. Semoga masalah tersebut bisa diselesaikan dan Indonesia
tidak kalah lagi dengan negara-negara tetangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar