Bank Indonesia Pertahankan BI Rate
5,75 Persen
Melalui
rapat yang berlangsung Kamis (8/11/2012), Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia
(BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI rate)
sebesar 5,75 persen. BI memandang suku bunga tersebut masih konsisten dengan
tekanan inflasi yang rendah dan terkendali.
“Tingkat
suku bunga tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah
dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5
persen ± 1 persen,” demikian isi siaran pers yang disampaikan oleh Dody Budi
Waluyo, Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan
Masyarakat BI, Kamis siang.
Mengenai
inflasi, BI menilai hal ini masih terkendali. Hingga akhir tahun, inflasi
ditaksir bakal berada di sekitar titik tengah kisaran 3,5-5,5 persen. Per
Oktober kemarin, inflasi IHK secara tahunan berada di angka 4,61 persen (year
on year). Sementara inflasi inti sedikit meningkat, yakni 4,59 persen
(yoy), namun tetap dinilai terkendali.
Terkendalinya
inflasi inti dipengaruhi oleh turunnya imported inflation sejalan dengan
penurunan harga komoditas pangan dan energi global, relatif terjaganya
stabilitas rupiah, stabilnya ekspektasi inflasi, serta respons sisi penawaran
yang memadai.
BI
pun memandang baik pergerakan nilai tukar rupiah. Bank sentral menilai, nilai
tukar bergerak sesuai kondisi pasar dengan intensitas pelemahan (depresiasi)
yang menurun pada bulan lalu. Ini dianggap sejalan dengan kebijakan BI untuk
melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan tingkat fundamentalnya.
Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 0,36 persen (month to month)
ke level Rp 9.605 per dolar AS, atau secara rata-rata melemah 0,41 persen (mtm)
menjadi Rp 9.593 per dolar AS.
“Intensitas
tekanan terhadap rupiah menurun sejalan dengan menurunnya defisit transaksi
berjalan dan neraca pembayaran yang kembali mencatat surplus. Aliran masuk
modal asing, baik FDI maupun investasi portofolio, terus meningkat ditopang
oleh imbal hasil yang masih menarik, kondisi fundamental, dan prospek
perekonomian Indonesia yang cukup baik.”
Stabilitas
sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan masih berjalan baik. Ini bisa
dilihat dari, pertama, tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy
Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8 persen. Kedua, rasio kredit
bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross yang berada di bawah 5
persen.
Sementara
itu, pertumbuhan kredit hingga akhir September 2012 melambat, dari 23,6 persen
pada bulan sebelumnya menjadi 22,9 persen (yoy). Perlambatan terutama pada
kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 21,9 persen (yoy). Sedangkan kredit
konsumsi tumbuh relatif stabil sebesar 19,6 persen (yoy). Namun, kredit
investasi tumbuh tinggi sebesar 30,4 persen (yoy).
Opini :
Bank Indonesia pertahankan BI rate 5,75 persen agar inflasi terkendali, hal tersebut merupakan hasil
rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).
BI memandang suku bunga tersebut masih konsisten dengan tekanan inflasi yang
rendah dan terkendali. Terkendalinya
inflasi bukan hanya
dari tingkat suku bunga, tetapi juga
dipengaruhi oleh turunnya imported inflation sejalan dengan penurunan
harga komoditas pangan dan energi global, relatif terjaganya stabilitas rupiah,
stabilnya ekspektasi inflasi, serta respons sisi penawaran yang memadai. Jadi untuk mengendalikan inflasi seharusnya
BI jangan hanya terpaku pada tingkat suku bunga saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar