Kamis, 18 April 2013

Tulisan 9 Akuntansi Internasional


Bank Indonesia Pertahankan BI Rate 5,75 Persen

Melalui rapat yang berlangsung Kamis (8/11/2012), Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 5,75 persen. BI memandang suku bunga tersebut masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali.
“Tingkat suku bunga tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5 persen ± 1 persen,” demikian isi siaran pers yang disampaikan oleh Dody Budi Waluyo, Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Kamis siang.
Mengenai inflasi, BI menilai hal ini masih terkendali. Hingga akhir tahun, inflasi ditaksir bakal berada di sekitar titik tengah kisaran 3,5-5,5 persen. Per Oktober kemarin, inflasi IHK secara tahunan berada di angka 4,61 persen (year on year). Sementara inflasi inti sedikit meningkat, yakni 4,59 persen (yoy), namun tetap dinilai terkendali.
Terkendalinya inflasi inti dipengaruhi oleh turunnya imported inflation sejalan dengan penurunan harga komoditas pangan dan energi global, relatif terjaganya stabilitas rupiah, stabilnya ekspektasi inflasi, serta respons sisi penawaran yang memadai.
BI pun memandang baik pergerakan nilai tukar rupiah. Bank sentral menilai, nilai tukar bergerak sesuai kondisi pasar dengan intensitas pelemahan (depresiasi) yang menurun pada bulan lalu. Ini dianggap sejalan dengan kebijakan BI untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan tingkat fundamentalnya. Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 0,36 persen (month to month) ke level Rp 9.605 per dolar AS, atau secara rata-rata melemah 0,41 persen (mtm) menjadi Rp 9.593 per dolar AS.
“Intensitas tekanan terhadap rupiah menurun sejalan dengan menurunnya defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran yang kembali mencatat surplus. Aliran masuk modal asing, baik FDI maupun investasi portofolio, terus meningkat ditopang oleh imbal hasil yang masih menarik, kondisi fundamental, dan prospek perekonomian Indonesia yang cukup baik.”
Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan masih berjalan baik. Ini bisa dilihat dari, pertama, tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8 persen. Kedua, rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross yang berada di bawah 5 persen.
Sementara itu, pertumbuhan kredit hingga akhir September 2012 melambat, dari 23,6 persen pada bulan sebelumnya menjadi 22,9 persen (yoy). Perlambatan terutama pada kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 21,9 persen (yoy). Sedangkan kredit konsumsi tumbuh relatif stabil sebesar 19,6 persen (yoy). Namun, kredit investasi tumbuh tinggi sebesar 30,4 persen (yoy).

Opini :
Bank Indonesia pertahankan BI rate 5,75 persen agar inflasi terkendali, hal tersebut merupakan hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). BI memandang suku bunga tersebut masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali. Terkendalinya inflasi bukan hanya dari tingkat suku bunga, tetapi juga dipengaruhi oleh turunnya imported inflation sejalan dengan penurunan harga komoditas pangan dan energi global, relatif terjaganya stabilitas rupiah, stabilnya ekspektasi inflasi, serta respons sisi penawaran yang memadai. Jadi untuk mengendalikan inflasi seharusnya BI jangan hanya terpaku pada tingkat suku bunga saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar