Perusahaan
dan para akuntan di Tanah Air sudah mulai berbenah dalam menyiapkan laporan
keuangan. Mereka kini mulai mengimplementasikan sistem standar akuntansi
internasional yang disebut International Financial Reporting Standards (IFRS).
“Saya
lihat perkembangannya sudah cukup baik. Kami melihat beberapa perusahaan lokal
itu sudah bisa adopt, perusahaan terbuka juga sudah bisa adopt
dengan baik,” ujar Ferdinand Sadeli, Presiden CPA Australia-Indonesia Office
kepada SWA Online, di Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Dia
menyebutkan, penerapan IFRS baik oleh para akuntan dan perusahaan sudah mulai
dilakukan. Rata-rata industri telah mengimplementasikan sejak 1 Januari 2012.
Namun, kata Ferdinand, tak berarti semua berjalan mulus.
Ada
beberapa industri yang merasa kesulitan menerapkan IFRS. Misalnya saja, kata
dia, perusahaan-perusahaan di industri asuransi. Penerapan standar akuntansi
internasional di industri tersebut tampaknya akan melakukan penundaan. “Iya
masih ada yang tertunda ya kayak asuransi. Sekarang lagi mengupayakan untuk penundaan,”
lanjutnya.
Dia
bilang, IFRS bukan hanya sekadar standar laporan keuangan. Standar itu bisa
menentukan banyak hal. Ferdinand pun menyebutkan, standar bisa mempengaruhi
pembuatan keputusan investasi, perpajakan, dan lainnya di internal perusahaan.
Karena itu, kendala pasti ada. Demi menerapkan standar itu, perusahaan
kemungkinan melakukan perubahan yang cukup signifikan.
Salah
satunya, standar harus didukung oleh sistem informasi teknologi. “Nah jelas itu
pasti butuh waktu. Tapi kalau saya pikir semuanya harus menuju ke sana,”
katanya melanjutkan.
Para
akuntan pun dinilai sudah mulai menerapkan standar tersebut. Akan tetapi,
seiring dengan kian dekatnya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015, ia
berharap para akuntan bisa lebih cepat bergerak. Akuntan harus bisa
meningkatkan kualitasnya supaya bisa bersaing dengan akuntan dari negara ASEAN
lainnya. Maklum saja, pada tahun 2015, tenaga kerja, termasuk akuntan, bisa
lebih mudah hilir mudik mencari kerja di lingkup Asia Tenggara.
“Saya
rasa akuntannya harus bisa up to the speed lagi. Karena saya melihat
bukan cuma sekadar perkembangan bisnis, tapi instrumen-instrumen sudah semakin
canggih. Nah, akuntan juga musti familiar dengan instrumen-instrumen tadi,”
papar Ferdinand.
Ia
pun mengingatkan, kesuksesan suatu negara menerapkan IFRS membutuhkan kerja
sama semua pihak terkait. Baik itu perusahaan, akuntan, asosiasi, dan
pemerintah. Tidak bisa hanya mengandalkan akuntan atau perusahaan saja yang
berbenah. “Kita bicara betul-betul semua komunitas harus bisa bekerja sama
supaya IFRS bisa diimplementasi dengan baik,” tegasnya.
Lalu,
penting juga untuk saling bertukar pengalaman dengan negara lain yang telah
lebih dulu menerapkan IFRS. Singapura dan Malaysia telah mengadopsi sejak tahun
2006. Sementara Australia sudah dari tahun 2005. Bisa dibilang Negeri Kanguru
ini adalah yang pertama yang menerapkannya.
“Harus
banyak sekali sharing experience. Belajar dari kesulitan-kesulitan yang
ada. Hanya belajar dari kesulitan yang ada, bisa mengembangkan bisnis yang ada
di sini. Kalau nggak, waduh susah kalau semua start dari zero.
Jadi kita musti undang dari Singapura, Australia, untuk sharing experience,”
tandas Ferdinand. (Ester Meryana)
Opini :
Semua memang berawal dari pembelajaran
agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, apalagi jika ingin bersaing dengan
negara-negara lain, mau tak mau memang perusahaan dan para akuntan di Tanah Air
memang harus mulai mengimplementasikan dan mengadopsi sistem standar akuntansi
internasional yang disebut International
Financial Reporting Standards (IFRS).
Dengan menerapkan standar IFRS pasti ada kendala serta ada perubahan,
standar tersebut juga harus didukung oleh sistem informasi teknologi agar
semuanya berjalan dengan baik. Bukan itu saja, kerjasama semua pihak yang
terkait juga sangat menentukan kesuksesan suatu negara menerapkan IFRS.
Pembelajaran yang paling baik berasal
dari pengalaman, jadi bertukar pengalaman dengan negara lain yang sudah
menerapkan IFRS lebih dahulu juga sangat penting, misalnya dengan sharing dan
belajar dari kesulitan-kesulitan yang ada.
Semoga perusaahaan dan para akuntan
Indonesia bisa menerapkan IFRS dan dapat bersaing dengan negara-negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar